Uji Efektivitas Ekstrak Daun Kedondong Bangkok (Spondias Dulcis Forts.) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Pseudomonas Aeruginosa

Authors

  • Tria Farma Meylina Universitas Kusuma Husada Surakarta
  • Sardjiman Universitas Kusuma Husada Surakarta
  • Joko Santoso Universitas Kusuma Husada Surakarta

Abstract

Infeksi adalah suatu kondisi penyakit yang diakibatkan adanya bakteri seperti virus dan patogen yang meneybabkan gangguan kesehatan. Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa meneybabkan penyakit yaitu dermatitis, folikulitis infeksi luka bakar, bisul, borok dan seulitis.Daun Kedondong Bangkok merupakan tanaman tradisional yang digunakan untuk pengobatan penyakit kulit. Prevalensi penyakit infeksi kulit sekitar 18-30 % di dunia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya efektivitas antibakteri ekstrak daun kedondong bangkok dalam bakteri, metode yang digunakan adalah eksperimental dengan desain Post- test only control grup. Hasil uji zona hambat pada bakteri Staphylococcus aureus pada dosis K I 0,25 g/ml (Zona Hambat 8,4 mm) potensi sebesar 40,5 %, KII dosis 0,5 g/ml ( zona hambat 9,4 mm) potensi 45,5 %, K III dosis 0,27 g/ml (zona hambat 11,2 mm ) potensi 54,2 %, K IV kontrol kloramfenikol (+) ( zona hambat 20,7 mm) potensi sebesar 100 % sedangkan pada bakteri Pseudomonas aeruginose aureus pada dosis K I 0,25 g/ml ( zona hambat 9,9 mm) potensi sebesar 45,7 %, KII dosis 0,5 g/ml ( zona hambat 8,4 mm) potensi sebesar 38,8 %, K III dosis 0,27 g/ml (zona hambat 10,2 mm) potensi sebesar 47 % , K IV kontrol kloramfenikol (+) ( zona hambat 21,7 mm) potensi 100 %. Kesimpulan pada penelitian ini ekstrak daun kedondong bangkok yang paling efektif sebagai antibakteri Staphylococcus aureus pada kelompok dosis K III 0,75 g/ml  dan zona hambat 11,2 mm potensi bakteri  54 ,2%  dan Pseudomonas aeruginosa  zona hambat 10,2 mm dan potensi sebesar  47 %.

References

Microbiology, I, T. O (2020)., Diversity, M., Microbiology, I, T. O., Diversity, M., Physiology, M., M., Physiology, M., Microbiology, M., Microbiology, M., Microbiology, I. Microbiology, I., Genetics, M., Genetics, M.,

Masyudi, Noviyanti, A., Ridhwan, M., Nurman, S., Jailani, Armi, Rafsanjani, T. M., Usman, S., Hanafiah, M., & Marlina. (2023). Antibacterial activity of Blumea balsamifera leaf extracts from Aceh, Indonesia. Biodiversitas. Jurnal Teknologi kimia, 24(8), 4584–4589.

Balqist, S. N. F., & Saputri, F. A. (2013). Aktivitas Antibakteri Beberapa Ekstrak Tanaman Terhadap Staphylococcus aureus. Farmaka, 17(2), 124–130.

Fusvita, A., & Aulya, M. S. (2021). Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Kedondong (Spondias dulcis L.) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli ATCC 35218. Jurnal Analis Kesehatan Kendari, 4(1), 32–38

Ferdiana, A. Y., Suwendar, & Lestari, F. (2019). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksi Daun Kedondong (Spondias dulcis Parkinson) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Prosiding Farmasi, 5(2), 796– 803

Suparman, I Putu, I Wayan Sudira, I Ketut Berata. 2013. Kajian ekstrak daun kedondong (Spondias dulcis) diberikan secara oral pada tikus putih ditinjau dari hispatologi ginjal. buletin veteriner udayana. Jurnal farmasi komunitas Vol. 5. No.1. Bali.

Delina, S., & Arina, Y. (2022).Uji Aktivitas Antibakteri Dari Fraksi Daun Kedondong Bangkok (Spondias dulcis Forst.). Jurnal Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam ’Aisyiyah Medika, 7(2), 157–169.

BPKI (Balai Penelitian dan Konsultasi Industri). 2015. Certificate of Analysis: Ekstrak Daun Kedondong Bangkok. Laboratorium Penelitian dan Konsultasi Industri Surabaya – Jawa Timur

Ola, A. T. R. (2020). Identifikasi Senyawa yang Terkandung pada Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera). Indonesian Journal of Fundamental Sciences, 6(2), 63–70.

Singgih harseno, Latif mooduto, Eric priyo prasetyo. ( 2016 ). Daya Antibakteri Ekstrak Daun Kedondong Bangkok Jurnal Ilmu Pengetahuan Alam, 4(3), 145-160.

Downloads

Published

2024-09-05

How to Cite

Tria Farma Meylina, Sardjiman, & Joko Santoso. (2024). Uji Efektivitas Ekstrak Daun Kedondong Bangkok (Spondias Dulcis Forts.) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Pseudomonas Aeruginosa. Jurnal Kesehatan Republik Indonesia, 1(9), 166–173. Retrieved from http://jurnal.intekom.id/index.php/jkri/article/view/692