Eksistensi Batik Arang Sawahlunto Sebagai Gagasan Dalam Penciptaaan Dokumenter Expository ”Menera Arang”

Authors

  • M. Akhdan Pratama Institut Seni Indonesia Padang Panjang
  • Abdul Rahman Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Keywords:

Eksistensi, Batik Arang, Dokumenter, Expository

Abstract

Batik Arang merupakan wastra Sawahlunto yang memiliki ciri khas pada warna gelap dan motif yang mencerminkan sejarah tambang batubara serta kekayaan budaya. Meski baru diciptakan pada tahun 2008 atas prakarsa Walikota Sawahlunto saat itu, Bapak Amran Nur, Batik Arang belum mendapatkan perhatian yang memadai, baik di tingkat lokal maupun nasional. Permasalahan utama terletak pada kurangnya promosi dan dokumentasi, yang membuat Batik Arang kurang berkembang dibandingkan wastra lain, seperti Songket Silungkang. Penciptaan ini bertujuan untuk mengenalkan Batik Arang kepada khalayak melalui film dokumenter Menera Arang, yang menggunakan pendekatan expository guna menyajikan informasi yang mendalam dan mudah dipahami. Metode yang diterapkan dalam penciptaan film yaitu pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi.  Temuan menunjukkan bahwa film dokumenter dapat menjadi media yang efektif untuk memaparkan sejarah, perkembangan, proses pembuatan, serta nilai-nilai budaya dalam Batik Arang, sehingga dapat memperkuat apresiasi masyarakat. Kesimpulannya, gaya expository akomodatif untuk menyampaikan beragam informasi, karena ada peluang pengemasan dan penyampaian informasi menggunakan narasi. Batik Arang memiliki potensi besar sebagai produk budaya unggulan dari Sawahlunto, namun perlu upaya promosi yang lebih intensif untuk memperluas jangkauan dan memberikan dampak positif pada kesejahteraan pengrajinnya.

References

Hamzuri, A. (1985). Batik: Teknik, Seni, dan Sejarah. Jakarta: Pustaka Cipta.

Ella, E. H. P. (2020). Perempuan Dalam Pusaran Industri Batik di Sumatera Barat 1995 2018. Doctoral dissertation, Universitas Andalas.

Pratista, H. (2017). Memahami Film. Yogyakarta: Montase Press.

Rafiqi, H. B. (2019). "Perancangan film dokumenter batik Druju sebagai media pengenalan batik khas Malang." J. Art, Des. Educ. Cult. Stud., 4(2), 66-72.

Wibowo, F. (2007). Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

Ayawaila, G. R. (2008). Dokumenter Dari Ide Sampai Produksi. Jakarta: FFTV-IKJ.

Hermansyah, K. D. (2018). Kesalahan Pemikiran tentang Riset dalam Pembuatan Film Dokumenter. Dalam Imaji, 10(2), 47-56.

KBBI. 2024 (2024). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Binti Rohmani Taufiqoh, I. N., & Khotimah, H. (2018). Batik sebagai warisan budaya Indonesia. Dalam Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia (SENASBASA), Vol. 2, No. 2.

Lestari, E. B. (2019). Konsep Naratif Dalam Film Dokumenter Pekak Kukuruyuk. Dalam Jurnal Nawala Visual, 1(1), 9-17.

Downloads

Published

2024-11-29

How to Cite

M. Akhdan Pratama, & Abdul Rahman. (2024). Eksistensi Batik Arang Sawahlunto Sebagai Gagasan Dalam Penciptaaan Dokumenter Expository ”Menera Arang”. Nusantara Journal of Multidisciplinary Science, 2(4), 958–965. Retrieved from https://jurnal.intekom.id/index.php/njms/article/view/903