Sejarah Pertambangan Batubara Sawahlunto Dalam Film Dokumenter ”Tambang Asa”
Keywords:
Pertambangan, Film Dokumenter, Batubara, Sawahlunto, ExpositoryAbstract
Sawahlunto merupakan sebuah kota kecil di Sumatera Barat yang dikenal sebagai pusat pertambangan batubara tertua di Indonesia yang berdiri sejak era kolonial Belanda. Pertambangan ini tidak hanya berdampak pada perekonomian Hindia Belanda, tetapi juga membawa pengaruh signifikan terhadap aspek sosial, budaya, dan lingkungan di Sawahlunto. Permasalahan utama terletak pada kurangnya pengetahuan masyarakat Sumatera Barat terhadap sejarah pertambangan batubara Sawahlunto yang mampu membangun peradaban maju pada masanya dan kurangnya media dokumentasi. Penelitian ini bertujuan untuk merekam jejak perjalanan sejarah di Sawahlunto yang mengangkat kisah masyarakat lokal yang hidup berdampingan dengan industri tambang melalui film dokumenter “Tambang Asa”, yang menggunakan pendekatan expository. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa narasi, wawancara narasumber, studi pustaka dan dokumentasi, yang disesuaikan dengan metode penciptaan film yaitu pra-produksi, produksi, hingga pasca-produksi. Hasil menunjukkan bahwa film dokumenter “Tambang Asa” menggambarkan perjalanan sejarah pertambangan Sawahlunto mulai dari masa kejayaan hingga transformasinya menjadi kota warisan budaya yang diakui oleh UNESCO. Penelitian ini menyimpulkan bahwa film dokumenter “Tambang Asa” memiliki peran signifikan dalam memperkenalkan dan melestarikan sejarah lokal sekaligus menjadi inspirasi untuk membangun optimisme bagi masa depan Sawahlunto.
References
Suprayoga, G. B. (2008). Identitas Kota Sawahlunto Paska Kejayaan Pertambangan Batu Bara. J. Perenc. Wil. dan Kota, 19(2), 1-21.
Zubir, Z. (2015). Rontoknya Dominasi Negara di Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto. Jurnal Ilmu Sosial Mamangan, 3(2), 15-26.
Arif, I. I. (2014). Batubara Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Erman, Erwiza. (2005). Membaranya Batu Bara Konflik Kelas dan Etnik, Ombilin Sawahlunto1892-1996. Jakarta: Disentara.
Lathifa, C. (2015). Eksploratorium tambang batubara Sawahlunto. Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Pratista, P. (2017). Film Dokumenter: Sebuah Medium Pembelajaran dan Pengembangan. Yogyakarta: Media Ilmu.
Hujairi, A. W., Rohman, T., Putra, D. F., & Agustien, L. (2021). Perancangan Film Dokumenter Expository Untuk Meningkatkan Pemahaman Masyarakat Terhadap Sejarah Masjid Jamik Sumenep. Jurnal Teknologi Informasi dan Terapan, 8(2), 113-120.
Wibowo, F. (2007). Proses Produksi Film: Dari Pra-Produksi hingga Pasca-Produksi.
Jakarta: Sinema Press.
Marjafri. 2024. "Sejarah Pertambangan Batubara Sawahlunto". Hasil Wawancara Pribadi: 15 November 2024, Sawahlunto.
Gino, Rahmat. 2024. "Dampak Pertambangan Batubara Sawahlunto". Hasil Wawancara Pribadi: 15 November 2024, Sawahlunto
Zubir, Z. (2006). Pertempuran Nan Tak Kunjung Usai: Eksploitasi Buruh Tambang Batubara Ombilin Oleh Kolonial Belanda 1891-1927. Padang: Andalas University Press.
Risminal. 2024. "Orang Rantai di Pertambangan Batubara Sawahlunto". Hasil Wawancara Pribadi: 15 November 2024, Sawahlunto
Asoka, A., Samry, W., Zubir, Z., dan Zulqayyim. (2016). Sawahlunto Dulu, Kini dan Esok: Menjadi Kota Wisata yang Berbudaya. Padang: LPTIK Universitas Andalas.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Reza Ryan Saputra Syukri, Edy Suisno
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.